Mahasiswa FT-UB Mengevaluasi Kualitas Air Waduk Lahor dan Merumuskan Upaya Pengelolaan Kualitas Air

   Prihatin dengan semakin menurunnya kualitas air di beberapa waduk Indonesia, 3 mahasiswa Teknik pengairan fakultas Teknik universitas brawijaya (FTUB) melakukan evaluasi kualitas air waduk Lahor dan merumuskan upaya konservatif pengelolaan waduk yang dapat diterapkan oleh pihak pengelola waduk untuk meningkatkan kualitas air waduk yang dibimbing oleh Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS. Tiga mahasiswa tersebut adalah Indah Tri Wahyuni (P’14), Syahrizal Mufrodi (P’14), dan Ekhsan Zainuri (P’16).

   Menurunnya kualitas air waduk disebabkan karena sifat waduk yang open access dan common property sehingga menyebabkan semakin berkembangnya aktivitas budidaya perikanan di perairan waduk khususnya waduk Lahor. Selain itu, tataguna lahan pada daerah tangkapan air waduk Lahor didominasi oleh kegiatan pertanian, dari kegiatan pertanian akan menyumbang beban pencemar pula yang berasal dari limpasan pupuk dari kegiatan pertanian yang akan masuk ke dalam sungai dan menumpuk di perairan waduk.

   “kondisi kualitas air waduk yang tercemar akan menganggu fungsi waduk seperti suplai air untuk irigasi, suplai air ke waduk Sutami, dan untuk PLTA. Maka dari itu, kami ingin mengevaluasi kondisi kualitas air waduk apakah tercemar atau tidak serta merumuskan upaya konservatif yang efektif dan aplikatif dalam meningkatkan kualitas air waduk Lahor” ujar Indah sebagai ketua tim penelitian.

   Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan status waduk Lahor saat ini telah tercemar oleh bahan organik dan anorganik yang masuk ke dalam waduk. Status trofik pada waduk Lahor yaitu eutrof menuju ke hipereutrof yang berarti waduk Lahor saat ini tercemar tinggi. Waduk Lahor juga kecenderungan mengalami “blooming algae” karena kelimpahan fitoplanktonnya melebihi batas yang telah ditentukan dan didominasi oleh 1 jenis fitoplankton yang dapat merusak kualitas air waduk jika jumlahnya berlebih yaitu microsystis.

   Dengan kondisi waduk yang seperti itu, maka kami merumuskan beberapa upaya pengelolaan yang dapat meningkatkan kualitas air waduk seperti Teknik bioremediasi dengan memanfaatkan bakteri insitu untuk mereduksi nitrat dan microsystis, pengaturan pola operasi waduk untuk memindahkan alga dari permukaan ke perairan dalam sehingga alga tersebut akan mati karena tidak mendatkan cahaya , introduksi zooplankton jenis rotifera dimana rotifera merupakan zooplankton pemakan alga hijau biru, dan penerapan sistem TLBA untuk budidaya perikanan yang dapat mengurangi limbah dari budidaya perikanan

   “kedepannya kami berharap dengan di adakannya penelitian ini dapat dijadikan refrensi oleh pihak pengelola waduk dalam upaya monitoring dan evaluasi kualitas air waduk serta dapat dikembangkan bahkan diterapkan upaya konservatif dalam meningkatkan kualitas air waduk” harap ekhsan mewakili timnya.